Dalam dua hari terakhir, ormas Forum Bhayangkara Indonesia (FBI) ramai diperbincangkan di dunia maya gara-gara pengangkatan warga asing sebagai penghubung. Gara-gara ramai itu, ormas ini sampai didatangi polisi.
Pembahasan mengenai ormas ini dimulai dari adanya foto-foto yang menyebar di Facebook terkait pengangkatan seorang warga China sebagai liaison officer. Informasi dan foto ini juga kemudian muncul di salah satu situs yang mengulas mengenai FBI.
Dalam foto yang menyebar itu disebutkan, ormas FBI telah mengangkat warga China bernama Chen Shu, menjadi liaison oficer (LO). Yang bikin heboh adalah, disebutkan pula dalam tulisan itu, tugas Chen memiliki kewenangan dalam sosialisasi dan menghubungkan kerja sama antara ormas Ke DPD/DPC FBI seluruh Indonesia.
Surat pengangkatan tersebut tertanggal 5 Mei 2016. Tertuang pula tandatangan Ketua Umum R Renny Mursantio dan Sekretaris Jenderal Joko Winarto dalam surat itu.
detikcom mendatangi alamat sekretariat yang tertera dalam surat itu yakni di Jl Mangga Besar 4 -I, Blok 2 nomor 14 pada Rabu (14/12/216) kemarin. Namun tidak ada palang FBI, melainkan hanya stiker kecil di pintu masuk ke sebuah ruko.
Ternyata sekretariat FBI sudah pindah ke Karawaci. Rumah di alamat tersebut digunakan kembali oleh Rudiono Tanoto, Ketua Dewan Penasihat FBI.
"Sekretariatnya memang sudah pindah, di Karawaci, Tangerang, di rumah ketua umum Renny Mursantio. Namun, beliau sudah meninggal pada bulan september 2016," kata Rudiono Tanoto, kepada detikcom di alamat tersebut.
Rumah bekas sekretariat ormas FBI
Foto: Suasana di bekas markas ormas FBI
Rudiono menjelaskan terkait adanya pengangkatan WN China yang ramai diperbincangkan itu. Menurut Rudi, panggilan akrab Rudiono, memang ada rencana penunjukan LO untuk menggaet investor China ke Indonesia.
"Kita tempatkan LO di China untuk mencari investor. Kita sendiri enggak tahu jalan (di China). Jadi pelajari itu, kita gelap terhadap China," ujar Rudi.
Rudi enggan berkomentar banyak terkait surat pengangkatan Chen Su sebagai penghubung tersebut. Namun, dia mengetahui surat tersebut sudah beredar luas.
"Saya tahu juga dari grup WA. Saya no comment untuk masalah itu," kata Rudi.
Namun, sebagai Ketua Dewan Penasihat sekaligus Ketua Dewan Pengawas, Rudi mengatakan tindakan ormas FBI memberikan SK liason officer kepada Chen Su adalah kesalahan. Menurut Rudi, seharusnya Chen Su tidak diberi wewenang sebesar itu.
Rudi menjelaskan, posisi ormas FBI sebagai penghubung investor China dengan Indonesia. Menurut Rudi, FBI tidak menjalankan bisnis, melainkan hanya mencari partner investor China itu.
"Dia ditunjuk untuk menghandle investor masuk biasa saja. Kalau sampai sosialisasi, keluar dari koridor. Tapi, saya enggak tahu latar belakangnya," kata Rudi.
Menurut Rudi, Cheng Shu udah bukan bagian dari FBI. Dia dipecat pada bulan Maret tak lama setelah menerima surat pengangkatan sebagai LO.
"Karena enggak ada prestasinya. Wanprestasi," ucap Rudi.
Rudi mengatakan FBI adalah ormas yang mencoba untuk membangun ekonomi. Dia ingin memfasilitasi anggota ormas atau sebuah perusahaan dengan investor dari China.
"Ada satu wadah bisnis yang fasilitasi (modal investor). Anggota FBI menjadi prioritas. Misalkan, anggota FBI di Bogor mau bikin rumah sakit. Kita carikan investor bidang rumah sakit di China," ujarnya.
"Kita ingin memperkuat ekonomi, FBI ingin kuatkan ekonomi. Kesejahteraan kan dari ekonomi," sambungnya.
Namun, dia menjelaskan ormas tersebut tidak ada sangkut pautnya dengan tuduhan-tuduhan konspiratif mengenai banyaknya pekerja China ke Indonesia.
Pilihan terhadap China diambil karena logika ekonomi.
"Eranya kan ke Asia, bukan ke Eropa. Sekarang kan China (ekonomi terkuat). Suka enggak suka, senang enggak senang," jelasnya.
Rudi yang mengaku sudah berbisnis sejak tahun 80-an ini mengatakan mayoritas anggota FBI berasa dari berbagai suku. Rudi menyebut ormas ini terbuka untuk siapapun.
"Pendiri cuma gua yang keturunan. Anggota FBI itu China-nya cuma satu atau dua," ujarnya.
Rudi mengatakan dia sudah hilang kontak dengan pengurus FBI dari bulan Juni. Setelah Renny meninggal, belum ada pengganti ketua umum.
"Mungkin nanti setelah 100 hari meninggal," kata Rudi.
Didatangi Polisi
Rudi menjelaskan kejadian lain selain heboh pengangkatan Chen Shu. Alamat sekretariat yang jadi kantor dan kediamannya didatangi oleh aparat keamanan.
Aparat mendatangi rumahnya untuk minta kejelasan terkait nama Bhayangkari. Mereka keberatan nama Bhayangkara dicatut sebagai identitas ormas.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia V tahun 2016 terbitan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud, istilah 'bayangkara' bermakna 'pasukan pengawal'. Selama ini, istilah bhayangkara atau bhayangkari identik dengan Polri.
"Sudah dua hari rumah saya ramai didatangi dari mana saja. Kemarin dari AU (TNI Angkatan Udara) juga datang," ujar Rudi.
Rudi mengatakan, pengambilan nama Bhayangkara karena mereka membawa semangat Catur Prasetya dari kepolisian. Renny adalah budayawan yang menciptakan Catur Prasetya.
"Kita punya pendirian yang sama. Menghayati filosofi Gajah Mada menata Indonesia ke depan," kata Rudi.
Namun, dia mengakui seharusnya ada komunikasi dengan pihak kepolisian. "Besok sepertinya harus ubah nama. Saya juga mau mengundurkan diri. Sudah capai (lelah)," kata pria yang sudah berusia 62 tahun itu.
Rudi mengatakan, FBI sudah mendapat surat pengesahan dari Kementerian Hukum dan HAM. Surat pengesahan itu tertanggal 15 Oktober 2015. [beritaislam24h.net / ndc]
0 Response to "Kisah Ormas FBI, Ramai Dibahas Netizen Hingga Akhirnya Didatangi Polisi"
Post a Comment